coba dhe bayangin,,gmna rasanya kalo disisihin dari masyarakat?? mmm,, tentunya gag enak bgt kan??!! apalagi tiap apa yang kita lakuin pasti selalu dipandang salah... nahh,, perasaan tersisih itulah kerap kali yang dirasakan ODHA (Orang Dengan HIV AIDS),seakan-akan stigma negatif dan diskrimnasi ODHA sudah menjadi teman mereka.
Saat ini masih sering ditemui pemberian stigma dan diskriminasi yang berlebihan kepada ODHA. Stigma yang menyebutkan HIV/AIDS sebagai akibat penyimpangan perilaku seks dari nilai, norma, dan agama, penyakit pergaulan bebas, atau penyakit kaum perempuan nakal. Yang lebih menyeramkan masih adanya stigma HIV/AIDS merupakan kutukan Tuhan karena perbuatannya yang menyimpang itu.
Padahal, tak semua penderita HIV/AIDS begitu banyak. Banyak kasus ditemukan penderita HIV/AIDS dari keluarga baik-baik. Bukan karena berhubungan seks dengan banyak pasangan. Bukan juga karena akrab dengan jarum suntik narkoba. Mereka tertular bisa karena transfusi darah. Atau melakukan hubungan seks dengan pasangan yang ternyata tak setia, yang suka jajan. Bisa juga karena korban perkosaan yang ternyata pelakunya mengidap HIV/AIDS. Bayi yang tak berdosa pun bisa tertular virus ini.
Toh meski kenyataannya seperti itu, stigma negatif tetap berlaku buat mereka. Tak peduli alasannya. Menjadi dikucilkan dan kerap tidak mendapat pelayanan kesehatan yang maksimal. Padahal, sikap semacam ini justru menjadi penghalang utama bagi upaya pencegahan. Infeksi, pelayanan yang memadai, dukungan, dan perawatan, dan pengurangan dampak buruk infeksi HIV ( Human Immunodeficiency Virus ).
Adanya stigma ini membuat penderita atau keluarga menjadi takut, memeriksa diri ke rumah sakit atau pusat-pusat pelayanan kesehatan. Imbasnya, mereka yang berpotensi tertular virus ini pun menjadi enggan memeriksakan diri. Secara psikologis stigma dan diskriminasi sangat berpergaruh pada penderita. Terutama dalam hal bagaimana mereka melihat dan menilai dirinya sendiri.
Depresi
Jika penderita sudah merasa begitu buruk akan berdampak pada perkembangan jiwanya. Mereka lalu menjadi depresi, kurang percaya diri, dan putus asa. Kalau sudah begini, upaya mengantisipasi perkembangan HIV/AIDS mengalami kendala yang cukup berat dan tentunya menghambat upaya-upaya pencegahan dan perawatan. Sebagaimana nantinya kondisi suatu bangsa jika penghuni-penghuninya dalam keadaan sekarat.
Maka tak salah jika stigma itu sangat berbahaya. Mengapa..., karena bisa menimbulkan rasa malu, rasa bersalah, dan pengucilan terhadap penderita. Adanya stigma-stigma itu memunculkan sikap-sikap diskriminasi. Akibatnya ODHA menjadi tidak terpenuhi hak-haknya. Banyak yang tak mau bergaul dengan mereka. Enggan berdekatan. Tak mau berjabat tangan. Ogah memeluk mereka. Semua dengan alasan takut tertular. Tindakan ini jelas merupakan bentuk nyata pelanggaran hak asasi manusia yang harus dihapuskan dan dihempaskan dari muka bumi ini.
Memang stigma erat kaitannya dengan pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS. Banyak yang tak mengetahui soal virus dan kumpulan virus yang membuat daya tahan tubuh seseorang menurun drastis. Mereka tak mengetahui sebab dan penularan segala bentuk stigma dan diskriminasi, penyebaran sosialisasi mengencil HIV/AIDS harus gencar dilakukan.
Caranya harus benar dan sistematis. Harus dikembangkan pengetahuan yang tepat tentang epidemis, sifatnya, dan juga penyebabnya. Tak ada salahnya, kita memberi semangat kepada ODHA dalam menghadapi perasaan cemas dan tak aman.
Kita juga sebisa mungkin harus melibatkan berbagai pihak terutama keluarga, teman, dan pasangan mereka. Tokoh agama dan tokoh masyarakat pun harus telibat didalamnya. Dengan begitu ODHA tak lagi merasa tersisihkan dan tercampakkan. Mudah-mudahan dengan cara seperti ini penangulangan masalah HIV/AIDS bisa berjalan sesuai harapan.
Senin, 23 November 2009
JaNGan Jauhi Mereka ( ODHA )
Diposting oleh ayuwidya090907
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar